Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung - Rahmat Aulani


“Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”
Oleh : Rahmat Aulani

Bermodalkan niat dan tekad yang bulat, tepat 2013 lalu aku merantau ke bumi Raflessia. Provinsi yang akhirnya menjadi tempat untuk kaki ini berpijak dan menjadi rumah yang banyak mengajarkanku akan arti sebuah kemandirian. Tersesat di provinsi yang sebagian orang masih belum “tahu” ini membuatku terpikir mengapa aku berada di sini terlepas dari pandangan sebelah mata mereka yang menggap Universitas Bengkulu is nothing dan Bengkulu is no more than an isolated place dan bahkan sebagian mereka menilai aku hanyalah orang Palembang yang tersesat di Bengkulu. Namun seiring berjalannya waktu, akupun akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini aku cari. Jawaban tersebut ternyata, aku ternyata benar-benar tersesat di jalan yang benar. Semua dimulai dari semester kedua tepat setelah masa-masa ospek berakhir dan aku benar-benar resmi menjadi bagian dari Keluarga Besar Teknik Elektro Universitas Bengkulu. Dimulai saat itu juga, aku bertemu dengan seorang senior yang banyak membimbingku dan menginspirasiku, beliau adalah incredible man “Rudi Setiawan”. Aku semakin merasa tersesat di jalan yang benar setelah banyak bertemu dengan orang-orang hebat di Provinsi ini salah satunya kak Rudi. Alhasil dari kerja keras dan bimbingan beliau, tepat pada bulan maret 2014 aku berhasil mewujudkan salah satu mimpiku untuk membawa dan mengharumkan almamater Universitasku tercinta dan juga provinsi Bengkulu menuju perlombaan tingkat nasional. Mengejutkannya lagi, aku dan dua kolega dari perwakilan angkatan 2013 mampu merebut Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan di Universitas Jambi.

Selesai dari lomba tersebut, aku pun semakin termotivasi untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah lainnya walaupun tak ada bantuan sedikitpun dari pihak fakultas untuk membiayai akomodasi kami, alhasil semangat kami takkan pudar. Aku dan teman-temanku tercatat 6 kali menjuarai Lomba Karya Tulis baik tingkat Provinsi, Regional maupun Nasional setelah itu. Waktupun terus berlalu, dan tibalah aku di semester 3. Ada apa di semester 3? Yah ini merupakan semester yang membuatku “gila” akan “Bahasa Inggris”. Motivasi besar itu datang setelah lolosnya salah satu seniorku kak “Luqman Arjasari Asa” mendapatkan beasiswa ke Amerika. Hal ini jelas menjadi tamparan keras bagiku untuk mengasah kemampuan bahasa inggrisku yang terbilang aktif di buku saja atau jago di kertas saja pada masa SMA. Terlebih merasakan indanya beasiswa luar negeri merupakan salah satu impian terbesarku sejak kecil.

I can say that, I finally find that way. Banyak sekali hal yang aku lakukan demi melatih kemampuan bahasa inggrisku; dimulai mencari bimbel, bergabung komunitas Inggris, english club dan semua hal yang berbau inggris aku ikuti. Alhasil, IPK ku pun sempat turun karena perjuangan siang dan malam bahkan menjelang UAS aku masih bergelut dengan bahasa inggris yang membuat Beasiswa PPA yang aku dapatkan lepas dari genggaman. Singkat cerita, 6 bulan setelah masa-masa perjuangan tersebut, aku mulai merasakan manfaat dari bahasa yang sekarang sudah menjadi bagian dari hidupku ini. Dimulai dari konferensi Internasional, menjuarai lomba speech, relasi internasioanal, menjadi tourguide, menjadi translator, tutor bahasa inggris, menjadi ketua Organisasi Internasional, diundang ke televisi , menjadi penyiar radio bahasa inggris dan bahkan yang tak pernah terlintas dipikiranku yaitu menjadi seorang “Duta Bahasa” yang tak mungkin aku dapatkan tanpa adanya kemampuan berbahasa yang baik. Bahkan saat ini aku mendapatkan beasiswa UGRAD AMINEF dengan kuliah di amerika serikat tepatnya di Saginaw State University, Michigan selama 2 semester. Percaya atau tidak, semuanya datang dari indahnya lelah sebuah perjuangan. Pandangan sebelah mata itupun sekarang berubah menjadi sebuah kebanggaan. Aku akhirnya bisa membuktikan, tempat kuliah tidaklah menentukan kualitas seorang mahasiswa melainkan hanya mahasiswa itu sendirilah yang memilih apakah hanya ingin berdiam diri menjadi mahasiswa biasa saja, atau menjadi mahasiswa yang dapat dapat mengarumkan nama universitas dan bahkan bangsa.


“Jadilah pemuda yang bermanfaat dimanapun berada. Jangan tanya apa yang Universitasmu, Provinsimu dan bahkan Negaramu telah berikan padamu, tetapi tanyalah hati nuranimu, “apa yang telah kau berikan kepada mereka”? Let’s be the real agent of change!. Rahmat Aulani

Related

Youth Inspiration 3779379639480788302

Posting Komentar

Comments
0 Comments

emo-but-icon

Hot in week

Comments

My Photo
"Merupakan Media Informasi Kepemudaan Indonesia yang Meliputi : Scholarship, Youth Inspiration, Youth Talk, Youth Organisation, Youth Community, Youth Competation"
item