Semangat Berbuah Keberhasilan oleh Lia Haryana

Menjadi seorang Duta Bangsa dalam Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang dinaungi Kemenpora Republik Indonesia merupakan salah satu mimpi besar saya. Mimpi itu muncul bermula dari besarnya keinginan untuk mengenakan pakaian kebesaran program yang disebut “Attire One”. Di tahun 2016 ini, mimpi itu menjadi kenyataan. Mimpi untuk menjadi Duta Bangsa yang bertugas mengharumkan nama Bangsa Indonesia dan mimpi mengenakan “Attire One” itu telah terwujud. Saya merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT karena diberi kesempatan untuk mewujudkan mimpi tersebut melalui program ASEAN Students Visit India (ASVI). 

Satu hal yang pasti, mimpi itu bisa terwujud tak semudah membalikkan telapak tangan. Masih teringat jelas di benak saya, berbagai kegagalan yang saya hadapi dalam meraih mimpi ke luar negeri ini. Di tahun 2015 saya pernah gagal dalam seleksi PPAN ini, saat itu saya mengikuti seleksi untuk program SSEAYP (Ship for South East Asia Youth Program). Kegagalan tersebut tidak sedikitpun mematahkan semangat saya untuk mengikuti seleksi di tahun 2016. Kegagalan tersebut menjadi wadah introspeksi diri bagi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan belajar lebih banyak lagi. Di tahun sebelumya, saya juga pernah mengalami dua kali kegagalan dalam seleksi Students Exchange di Universitas tempat saya menuntut ilmu. Bukan hanya itu saja, masih banyak proses kegagalan yang telah saya hadapi. Namun satu hal yang pasti, saya  yakin dan percaya bahwa rezeki itu tidak akan pernah tertukar. Saya selalu menanamkan dalam diri bahwa tugas saya adalah berusaha  dan berdoa, sementara untuk hasil Allah lah yang akan menentukan.

Ada satu kalimat yang selalu melekat dalam benak saya, yaitu “Jangan pernah memutuskan untuk menyerah karena bisa jadi keberhasilan kita tinggal beberapa langkah lagi di depan mata kita”. Bagi saya, kalimat ini bukan sekadar rangkaian kata-kata yang disusun indah menjadi kata mutiara, namun kalimat ini adalah rangkaian kata-kata yang penuh dengan makna. Kalimat ini menjadi benar-benar bermakna saat saya dinyatakan lulus menjadi kandidat utama program ASEAN Students Visit India (ASVI) tahun 2016. Satu hal yang saya pelajari untuk tidak menyerah karena bisa jadi keberhasilan tinggal beberapa langkah lagi di depan mata itu benar-benar terbukti. Jika saja saya memutuskan untuk tidak mengikuti seleksi di tahun 2016 karena kegagalan di tahun sebelumnya, sudah pasti mimpi saya untuk bisa ke luar negeri sebagai Duta Bangsa  tidak akan terwujud tahun ini.

Sekarang mimpi ini telah terwujud, dan program pun telah berakhir. Ada banyak sekali pelajaran berharga yang saya dapatkan dari program ini. Pertama program ini mengajarkan saya arti kata Syukur. Saya sangat bersyukur karena dapat menginjakkan kaki di negara India, negara  yang sudah tidak asing di telinga saya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Dulu, saya hanya mengetahui negara ini melalui tayangan film Bollywood yang ditayangkan di layar televisi. Namun, sekarang saya diberi kesempatan melihat secara langsung proses produksi film-film tersebut dengan mengunjungi salah satu Institut Industri Perfilman terbesar di Mumbai, India. Rasa syukur itupun bertambah dengan diberinya kesempatan bagi saya untuk melihat kemegahan salah satu 7 keajaiban dunia “Taj Mahal”.

Kedua, program ini memberikan saya banyak inspirasi. Bertemu dengan 23 pemuda terbaik delegasi masing-masing provinsi di Indonesia, satu orang ketua delegasi dan pemuda-pemuda terbaik dari 8 negara ASEAN memberikan makna tersendiri bagi saya. Banyak hal-hal yang menginspirasi saya temukan selama program. Mendengarkan kisah hidup dan mimpi-mimpi besar beberapa delegasi adalah salah satu hal yang menginspirasi saya. Saya sangat terkesan dengan kegigihan dan keinginan teman-teman untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar di masa yang akan datang. Bangsa ini membutuhkan para pemuda yang memiliki visi seperti ini.  Masa depan bangsa ini ada di pundak para pemuda karena para pemuda merupakan agen perubahan, pemuda merupakan “Agent of Change”.

Ketiga, program ini mengubah sudut pandang saya dalam melihat satu hal, salah satunya adalah kebudayaan bangsa ini. Kita semua tahu bahwa negara  kita, Indonesia ini sangat kaya akan budaya. Negara ini memiliki kekayaan yang luar biasa, mulai dari jumlah pulau, suku, bahasa, tarian, lagu, pakaian adat sampai makanan sekalipun. Dengan kekayaan yang dimiliki bangsa ini, kami sebagai Duta Bangsa sangat berbangga karena dapat menunjukkan kekayaan Indonesia ini kepada negara India dan negara-negara ASEAN melalui lagu, tarian, pakaian adat, dan batik daerah masing-masing. Rasa bangga menjadi pemuda Indonesia ini benar-benar muncul pada saat kami diberi kesempatan menampilkan “Medley lagu-lagu nusantara”, seni bela diri pencak silat dan tarian daerah yang meliputi tari saman, tari zapin, dan tari kreasi bertema batik. Bahagia bercampur haru saya rasakan pada saat mendengarkan gemuruh tepuk tangan dari delegasi-delegasi negara ASEAN dan para penonton pada saat kami menampilkan penampilan tersebut. Mulai detik itu, saya merasa benar-benar bangga menjadi Pemuda Indonesia. Saya cinta Republik Indonesia.

“Jangan pernah takut untuk bermimpi, jangan pernah takut untuk gagal dan jangan pernah memutuskan untuk menyerah karena bisa jadi keberhasilan kita tinggal beberapa langkah lagi di depan mata kita. Berusaha dan berdoa lah semaksimal mungkin dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Yakinlah, suatu saat nanti Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya dengan melihat kesungguhan kita”.  Lia Haryana

Foto Delegasi Indonesia mengunjungi Wisthling Woods, an international institute of films, communication, and media arts
Foto Delegasi Indonesia pada saat mengenakan pakaian adat dari provinsi masing-masing
Berfoto bersama Bapak Drs. Rizal  Wilmar Indrakesuma, Duta Besar Republik Indoneisa untuk India


Related

Youth Inspiration 3437574737940531679

Posting Komentar

Comments
0 Comments

emo-but-icon

Hot in week

Comments

My Photo
"Merupakan Media Informasi Kepemudaan Indonesia yang Meliputi : Scholarship, Youth Inspiration, Youth Talk, Youth Organisation, Youth Community, Youth Competation"
item