Hari Laksamana - Antara Prestasi dan Kebermanfaatan dari Karya Tulis Ilmiah
https://lepauyura.blogspot.com/2017/01/antara-prestasi-dan-kebermanfaatan-dari-karya-ilmiah.html
“Jangan mudah menyerah, sandarkan semuanya kepada Allah SWT dari setiap langkah perjuangan”. Ya, itulah semangat yang selalu saya pegang teguh hingga saat ini. Sebuah kalimat dari banyak catatan yang tentu saling bersinergi dalam pikiran saya “jangan pernah menyerah” untuk menjadi generasi negeri ini, negeri yang dibangun dengan tumpah darah dan air mata para pejuang Negara Republik Indonesia. Kalimat tersebut diberikan dengan tulus oleh orang yang saya cintai yaitu ibunda tercinta.
Sebelum menulis artikel perjalanan hidup singkat ini, rasanya masih belum pantas bagi saya untuk memberikan wejangan terkait tulisan dan kegiatan yang telah saya lalui. Karena tentu masih sangat banyak orang atau rekan-rekan yang jauh lebih baik lagi dibandingkan saya yang masih kecil ini. Tetapi pada kesempatan ini saya senang, karena ilmu serta pengalaman yang sedikit ini dapat menjadi cerita yang tentunya dapat memberikan semangat dan manfaat bagi teman-teman yang akan memulai untuk memperjuangkan impiannya. Bukankah sebaik-baiknya manusia itu adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Begitupun artinya bahwa prestasi terbaik adalah saat hal itu memberikan dampak baik bagi orang lain.
Saya bukanlah apa-apa tanpa impian dan orang lain. Selanjutnya di dunia kampuslah tempat yang memaksa saya untuk terus berkembang atas impian dan orang lain tersebut. Saat berada di Sekolah Menegah Atas (SMA) saya bukanlah seorang siswa yang berprestasi atau aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Ada banyak cerita sisi hitam yang tentunya tidak dapat saya ceritakan, namun semua itu tentu menjadi kenangan dan pelajaran yang sangat mahal yang tidak dapat dibeli dengan finansial sekalipun. Saya yakin, setiap orang tentu memiliki rekam jejak atas apa yang pernah dilaluinya, bahkan setiap orang tentu memiliki waktu yang tepat untuk menemukan motivasi dalam menjalani hidup lebih baik.
Semua di mulai pada pertengahan tahun 2013, saat saya mengikuti jejak-jejak orang yang saya anggap keren pada waktu itu. Saya memulainya dengan mengamati setiap langkah-langkah yang dilakukannya, mereka adalah para juara karya tulis ilmiah. Saya mulai meniru semuanya dengan terus memperbanyak tulisan cerita pendek (CERPEN) dan puisi yang sampai saat ini saya simpan dalam memori laptop saya. Senang rasanya apabila dapat pergi mengenakan almamater dalam sebuah ajang kompetisi dan event-event kepemudaan tingkat nasional,” harapan saya waktu itu. Selanjutnya saya memulai mencari informasi tentang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan saya mengikuti beberapa LKTI Tingkat Nasional pada waktu itu, meskipun gagal namun saya tidak menyerah. Semuanya sudah terlanjur menjadi impian. Saya mengubah strategi dengan memulai dari beberapa tahapan, pertama saya memulai mengikuti tingkat Provinsi, alhamdulillah dari lebih dari kurang lebih 50 peserta yang selanjutnya di seleksi menjadi 5 finalis saya mendapatkan juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah se-Provinsi Bengkulu tersebut dan yang paling senangnya saya adalah peserta termuda yakni pada semester 1. Suatu langkah awal bagi saya untuk tetap meneruskan impian saya. Saya kembali melanjutkannya pada tingkat yang lebih jauh yakni beberapa tingkat Regional dan kembali Nasional dengan menulis Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian Ditjen Dikti pada waktu itu, selanjutnya pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Quran. Alhamdulillah Allah berencana baik, saya menjadi juara II dalam kompetisi karya tulis ilmiah Al-Qur’an dengan beberapa warna-warni almamater yang turut hadir dalam presentasi finalis kegiatan kompetisi tersebut. Disusul kabar kembira pada saat pengumuman PKM-Penelitian yang juga lolos di danai oleh Ditjen Dikti serta kabar kembira lainnya saya harus presentasi di Bank Indonesia dalam kompetisi karya tulis ilmiah dan pada waktu itu saya adalah peserta termuda yang diharapkan dapat terus berkembang oleh senior-senior lainnya. Lebih lanjut, disusul dengan juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an, juara II Business Plan Competition di Unsri ketika itu dan beberapa juara di kegiatan kompetisi lainnya. Di tahun 2014, adalah tahun yang penuh perjuangan bagi saya, namun saya percaya bahwa ini bukanlah semata-mata prestasi yang saya harapkan. Namun suatu usaha untuk menjadikan diri lebih baik untuk terus berkembang, tahun 2014 adalah tahunnya Karya Tulis Ilmiah. Menjadi juara 1, 2, 3 atau finalis bukanlah suatu tujuan utama, namun dibalik itu ada tujuan lain yang harus menjadi prioritas untuk diproyeksikan ke depannya.
Tidak berhenti disitu, saya terus mencoba untuk mengambil setiap peluang yang ada. Seperti biasa dalam kepenulisan ilmiah, program kreativitas mahasiswa, business plan, marketing plan dan kegiatan kepemudaan yang muncul di beranda sosmed saya. Alhamdulillah, Allah SWT selalu mengizinkan saya untuk berangkat atau merasakan perasaan yang baru dan tentunya beremu dengan orang-orang yang menginspirasi. Dalam kepenulisan ilmiah saya terus mencoba untuk berkembang, tepat pada tahun selanjutnya yakni 2015 saya mendapatkan Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan, PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT), merambah selalu pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional, Business Plan Competition dan sejenis kompetisi lainnya. Semua saya lakukan bukan karena saya, namun satu kata yaitu kita. Kata itu adalah dorongan yang selalu diberikan oleh teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan misi-misi yang dibangun bersama, mereka adalah sahabat terbaik dan juga pelengkap atas kekurangan yang ada semasa di perguruan tinggi. Selanjutnya, tidak baik rasanya apabila menyimpan ilmu itu dalam diri sendiri, akhirnya saya berinisiatif untuk mengajak generasi penerus yakni adik-adik tingkat untuk ikut dalam Kelas Juara Karya Ilmiah. Dimana melalui kelas ini saya berusaha untuk berbagi tentang kepenulisan dan motivasi yang saya miliki. Saya senang, diantara mereka dapat lebih baik dari saya dalam segi pencapaian. Karena di awal saya telah mengetahui bahwa mereka adalah anak-anak yang telah berprestasi sejak masa sekolah, sehingga tugas saya hanyalah tinggal mengarahkan dan memberikan celah untuk terus berkembang.
Pada tahun 2016, ada cerita yang dapat di tuliskan dari beberapa kegiatan ataupun forum nasional serta internasional. Namun ada 2 yang sangat ingin saya sampaikan yakni pada Program Hibah Bina Desa (PHBD) yang di adakan oleh Kemenristek Dikti serta Forum Indonesia Muda (FIM).
Melalui Program Hibah Bina Desa (PHBD) Kemenristek Dikti tahun 2016 tersebut, saya mengajukan sebuah judul yang ditulis dalam bentuk proposal serta selanjutnya diajukan ke Kemenristek Dikti. Kurang lebih 3000 proposal tentang pembangunan desa seluruh Indonesia yang selanjutnya telah mengalami beberapa kali tahapan seleksi, hingga pada akhirnya hanya 120 jumlah proposal yang di danai untuk dilaksanakan. Alhamdulillah, dari jumlah tersebut salah satunya terselip sebuah judul yang ditulis oleh jari-jari yang lemah ini dan di danai sebesar Rp.35.000.000,-. Semuanya saya laksanakan bersama-sama dengan rekan-rekan saya yang selalu tulus menemani dalam setiap perjuangan yang saya lalui. Saya senang, melalui PHBD ini kita tidak hanya dituntut untuk belajar dan berkegiatan, namun lebih dari itu PHBD merupakan kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk berkarya, berimajinasi dan bermanfaat. Melalui PHBD ini juga muncul impian baru bahwa saya adalah salah satu pemuda yang akan membangun Negara Indonesia dari pedesaan. Untuk realisasi itu, saya tidak akan mampu apabila melakukannya seorang diri tanpa adanya pelengkap atas kekurangan-kekurangan yang ada.
Dalam kegiatan kepemudaan salah satunya adalah Forum Indonesia Muda (FIM). Saya merupakan salah satu keluarga besar FIM yang masuk pada angkatan ke-18. Di keluarga besar ini saya dapat banyak belajar dari teman-teman yang lain, mereka adalah pemuda-pemuda yang luar biasa yang tentunya memiliki impian yang sama untuk membangun negeri tercinta ini. Tidak banyak yang dapat saya ceritakan, namun pada kesempatan ini pada forum ini kita seolah dapat menemukan gambaran wajah Indonesia di masa yang akan datang. Forum yang menjadi wadah pemuda-pemudi inovatif, solutif dan penuh karya untuk negeri. Dari lebih dari 9.000 pendaftar dan hanya lebih dari 100 orang saja yang dapat diberikan kesempatan untuk hadir dalam pertemuan pemuda-pemudi Indonesia ini. Saya adalah orang yang sangat bersyukur karena dapat bertemu dengan para pembicara-pembicara sekaligus pemimpin-pemimpin negeri ini serta teman-teman lainnya yang telah memiliki brand masing-masing. Saya dan teman-teman tentunya juga berharap agar kita selalu diberi kekuatan untuk dapat menjadi generasi pemimpin-pemimpin tersebut dalam perjuangan mempertahankan dan membangun negeri tercinta ini.
Sekali lagi, saya bukanlah apa-apa untuk dapat di jadikan model dalam segi prestasi. Namun saya yakin, semua kita tentu tahu bahwa prestasi terbaik adalah saat hal tersebut dapat memberikan kebermanfaatan untuk orang lain. Untuk itu, mari bersama kita menebarkan kebermanfaatan bagi lingkungan kita. Sekecil apapun itu, tentu akan menjadikan sebuah dampak yang baik serta akan berbuah dengan balasan indah yang berlipat ganda.
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama...” (H.R. Thabrani).
Hari Laksamana